’Petakan luas kebakaran cadangan mineral’

PALEMBANG (Bisnis): Pemerintah daerah penghasil batu bara perlu memetakan luas kebakaran cadangan mineral akibat faktor alam yang terjadi belum lama ini, sehingga dapat diketahui tingkat kehilangan sumber daya tersebut.

Direktur Pengusahaan Mineral & Batubara Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Mahyudin Lubis mengungkapkan terbakarnya batu bara meluas hingga 2003 dengan ditemukannya kasus itu di tambang PT Astaka Dodol, di Ombilin.

"Pemda setempat [terutama Kalimantan dan Sumatra] perlu melakukan pemetaan jumlah batu bara, sehingga dapat diketahui jumlah kehilangan mineral itu," katanya sebelum meninjau PLTU Palembang Timur di Palembang, pekan lalu.

Hingga saat ini, Ditjen GSDM belum mengetahui besaran deposit batu bara yang terbakar karena perubahan eksotisme itu. Sementara, ujar Mahyudin, hal itu perlu dicatat untuk memantau potensi mineral yang masih dapat ditambang di satu lokasi.

Selain itu, dia menjelaskan pemetaan itu harus dilakukan sebelum musim hujan tahun ini untuk memudahkan pemadaman. Sebab, tambahnya, pemadaman dengan penyiraman air dinilai tidak efektif.

"Yang paling efektif sebenarnya dengan dilakukan pemotongan seluas batu bara yang terbakar. Setelah itu, mineral yang ada di bawahnya baru bisa diambil," ujarnya.

Dirjen mencontohkan terbakarnya cadangan batu bara di Corridor Block ConocoPhillips, Sumsel, pada Agustus 2003 yang dipadamkan dengan cara penyiraman air setelah dilakukan pengeboran di titik kebakaran. (06)

sumber: