’Permintaan nikel dunia tumbuh 3,2% pada 2004’
LONDON (Bloomberg): Pertumbuhan permintaan nikel diduga hanya akan sebesar 3,2% tahun ini seiring meroketnya harga logam tersebut ke posisi 14 tahun terakir, ungkap analis.
Pertumbuan itu terutama dipicu oleh produksi stainless-steel dari Shanghai Baosteel Group yang memacu produksinya ke produk batangan yang lebih murah, ungkap analis Societe Generale, Stephen Briggs.
Permintaan nikel dunia akan meningkat menjadi 1,29 juta ton tahun ini seiring dengan peningkatan produksi 6,6%, menjadi 1,285 juta ton, ungkap Briggs.
Pada 2003, permintaan global atas logam tersebut menguat 6,5%, berdasarkan laporan Briggs yang berbasis di London.
Produsen stainless-steel seperti ThyssenKrupp AG Jerman, tercatat juga menggunakan nikel untuk membuat logam anti karat.
"Tingginya harga nikel mempengaruhi signifikan, baik dari sisi penggunaannya untuk produksi stainless steel scrap yang menggunakan nikel primer, maupun produksi stainless dengan konten nikel grade tinggi, ujar Briggs.
Sementara produksi stainless steel, yang digunakan untuk pipa air dan perlengkapan dapur, SG memprediksikan akan meningkat 12% dalam semester pertama 2004.
Baosteel, perusahaan baja China terbesar, menyatakan menggunakan lebih banyak scrap tahun ini.
Sementara ThyssenKrupp tahun ini menaikkan biaya ekstra pembayaran yang dibayar pelanggan karena tingginya harga nikel.
Kontrak berjangka nikel diperdagangkan pada US$12.700 per ton di London kemarin dan ditutup pada level US$17.100 pada Januari, sebagai posisi harga tertinggi sejak Maret 1989.
Produksi dan permintaan kedua jenis nikel itu akan mencapai total 1,350 juta ton tahun depan.
China adalah konsumen terbesar dunia untuk stainless steel, lebih banyak dari yang diserap oleh AS dan Jepang secara bersamaan.
Permintaan China akan meningkat menjadi 5,3 juta ton pada 2005 dari 4,2 juta ton tahun lalu, ungkap Special Steel Enterprise Association China pada Juni 2004. (roy)
sumber: