660 Ton Timah Diangkat

660 Ton Timah Diangkat


Ditenggelamkan Bersama Kapal Pengangkutnya Setelah Gagal Dirompak

Kompas, 24 Februari 2006

 

Pangkal Pinang, Kompas - Sekitar 660 ton batang timah senilai Rp 48 miliar yang ditenggelamkan bersama KM Prima Indah di Perairan Tuing, Kabupaten Bangka, kini mulai diangkat kembali. Proses evakuasi timah yang gagal dirompak itu tertunda selama empat bulan karena cuaca buruk dan keterbatasan peralatan.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Bangka Belitung Komisaris Besar Imam Sudjarwo, Kamis (23/2) di Pangkal Pinang, menjelaskan, pengangkatan batang-batang timah itu dilakukan PT Koba Tin sebagai pemilik dan PT Samudra Rasalmi Teknindo yang menjadi operator lapangan. Proses pengangkatan itu dikawal polisi perairan agar tidak dirompak lagi.

Perompakan KM Prima Indah terjadi pada 1 Oktober 2005, sekitar 35 mil dari tempat pemberangkatannya di Pelabuhan Pangkal Balam, Pangkal Pinang. Namun, diduga para perompak takut ketahuan dan tidak dapat mengangkut semua batangan timah yang sudah diberi cap �Koba�, mereka lalu menenggelamkan kapal itu bersama muatannya yang akan dikirim ke Singapura.

Para awak kapal KM Prima Indah dilempar ke laut dengan sekoci, lalu ditemukan oleh patroli TNI Angkatan Laut dalam keadaan selamat. Para perompak tersebut melarikan diri dan sampai saat ini belum tertangkap.

Dijarah

Menurut Direktur Kepolisian Perairan Polda Bangka Belitung Komisaris Rudi Hermanto, KM Prima Indah dan muatan timahnya yang berada di dasar laut, mendorong sejumlah orang untuk menjarah batangan timah dari dasar laut. Para penjarah itu mengambil batangan timah dengan cara menyelam secara tradisional.

Meskipun dapat dihentikan dengan menangkap beberapa nelayan yang terlibat, polisi perairan kesulitan untuk memantau lokasi tenggelamnya kapal secara berkesinambungan karena keterbatasan peralatan.

Dalam suratnya kepada polisi perairan, Presiden Direktur PT Koba Tin, Dato Mohd\' Anwar Sidek, menyebutkan, pengambilan atau evakuasi timah akan berlangsung selama 30 hari hingga 45 hari. Selain untuk mengamankan barang bukti, evakuasi timah itu juga dilakukan untuk mengakhiri polemik mengenai hak penguasaan atas timah-timah tersebut.

Timah batangan merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Bangka Belitung. Provinsi ini menghasilkan lebih dari 54 juta ton timah batangan pada 2004 dengan nilai lebih dari Rp 3,78 triliun. PT Koba Tin merupakan satu dari dua perusahaan timah terbesar di Bangka Belitung, selain PT Timah Tbk.

Selain kedua perusahaan itu, terdapat juga banyak smelter atau peleburan timah berskala kecil yang tersebar di pusat-pusat pertambangan timah inkonvensional. Harga timah batangan yang dihasilkan oleh peleburan-peleburan itu mencapai Rp 73.000 per kilogram. Harga yang lebih tinggi bisa didapat di pasar internasional.

Timah batangan dari Bangka Belitung banyak diekspor ke Singapura dan Malaysia. Pemerintah pusat mewajibkan para eksportir untuk mengirimkan timah dalam bentuk batangan, bukan pasir timah, agar Indonesia mendapatkan nilai tambah dari industri peleburan. Selain itu, industri peleburan juga dapat mengambil kandungan mineral lain dalam pasir timah.

sumber: