3.000 Rumah di Singkil Terendam Air Pasang Laut

3.000 Rumah di Singkil Terendam Air Pasang Laut

Singkil, Kompas - Sedikitnya 3.000 rumah dan sejumlah bangunan umum, seperti sekolah dan masjid di pusat kota Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam, terendam air laut hingga satu meter, akibat terjadinya gelombang pasang, Minggu (21/8). Air pasang terjadi setiap bulan purnama pascagempa tanggal 28 Maret lalu, dan hingga saat ini belum ditangani.

Pemantauan Kompas menunjukkan, tinggi air pasang mencapai setengah meter di Jalan Bahari yang merupakan jalan utama kota Singkil. Sejumlah rumah penduduk bahkan terendam hingga satu meter lebih sehingga banyak di antara bangunan tersebut yang hancur dan tak bisa dihuni lagi. Air pasang juga menyebabkan pelabuhan di Singkil lumpuh.

Sejumlah sekolah juga terendam air sehingga siswa belajar di tenda-tenda. Sekolah yang terendam air itu misalnya SDN 1 Singkil, SDN 2, SDN 3 Singkil, dan SMPN 1 Singkil.

Yusjar (50), warga Desa Pulo Sarok Pantai, Kecamatan Singkil, yang rumahnya terendam air pasang, mengatakan, banjir terjadi beberapa hari menjelang dan sesudah bulan purnama, yaitu tanggal 11-18 menurut kalender bulan. Banjir ini terjadi setelah terjadinya gempa Nias pada 28 Maret lalu. Daratan di sini sepertinya turun sehingga setiap air pasang selalu naik ke daratan. Sebelumnya, hal ini tidak pernah terjadi, katanya.

Yusjar berharap pemerintah segera membangun bendungan di sekitar pantai atau memindahkan rumah warga yang terendam air pasang. Daerah yang terkena air pasang ini termasuk daerah ramai dan pusat kota, sehingga setiap pasang selama seminggu, aktivitas Singkil bisa dikatakan lumpuh, katanya.

Menurut Yusjar, saat terjadinya gempa dan tsunami yang mengguncang sekitar Pulau Simeuleu pada 26 Desember 2004, Singkil selamat dari kerusakan akibat gempa ataupun tsunami. Namun pascagempa Nias, kabupaten yang baru dibentuk tahun 2000 ini dihadapkan pada ancaman gelombang pasang yang terjadi setiap bulan purnama.

Bupati Aceh Singkil M Azmi mengatakan, banjir akibat air pasang terjadi karena pascagempa daratan Singkil turun sekitar 80 sentimeter. Penurunan daratan ini terjadi setelah gempa dan menyebabkan daratan lebih rendah daripada muka air laut saat pasang, katanya.

Membangun tanggul

Menurut Azmi, pihaknya telah berencana untuk membuat tanggul di bibir pantai sepanjang sekitar delapan kilometer untuk mengatasi air pasang tersebut. Kami sudah mengusulkan pembuatan tanggul itu. Semoga tahun 2005 ini bisa terealisasi, dan air pasang bisa teratasi, katanya.

Akan tetapi, menurut Azmi, sejumlah kawasan terpaksa akan direlokasi karena kondisinya yang tidak memungkinkan lagi ditempati.

Warga yang tinggal di kawasan Pulo Saro, Tolak Ambun, dan Kilangan akan dipindahkan ke daerah yang jauh dari pantai. Kawasan itu tidak memungkinkan lagi ditinggali. Sedikitnya, 500 rumah akan segera direlokasi, kata Azmi. (aik/ray)

sumber: