2006, Pertumbuhan Ekonomi 6,0 - 6,5 %
Jumat, 08 Juli 2005, 07:14 WIB DPR dan pemerintah sepakat menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN tahun 2006 dalam kisaran 6,0 sampai 6,5 % dengan tingkat inflasi 6,5 sampai 8,0 % dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing Rp 9.000 sampai Rp 9.400 dolar AS. "Proyeksi pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan membaiknya ekonomi dan volume perdagangan dunia yang meningkat, terjaganya stabilitas nasional dan meningkatnya peran investasi," ujar Wakil Koordinator Panitia Kerja (Panja) Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal Syarief Hasan dalam rapat kerja Panitia Anggaran dengan pemerintah di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (7/7/2005), seperti dilansir detikcom. DPR telah memberi berbagai masukan terhadap kebijakan yang berkaitan dengan anggaran negara, termasuk mengenai asumsi-asumsi dasar makro-ekonomi. "Dalam hal besaran angka asumsi dasar ekonomi makro, DPR akhirnya bersepakat dengan pemerintah dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2006 sebesar 6,0 sampai 6,5 % dari usulan pemerintah 5,5 % sampai 6,5 %," katanya. Angka ini sedikit lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi tahun 2005 yang ditetapkan sebesar 5,5 %. Sedangkan mengenai nilai tukar rupiah yang diasumsikan pada level Rp 9.000-9.400 per dolar AS merupakan asumsi yang lebih tinggi dari usulan pemerintah bahwa rupiah tahun 2006 diperkirakan berada pada level Rp 8.800 hingga Rp 9.200 per dolar AS. Mengenai tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk tiga bulan disepakati sebesar 7,0 hingga 8,5 %, tidak jauh dari usulan pemerintah. Kemudian patokan harga minyak mentah disepakati pada kisaran US$ 40 hingga US$ 45 per barrel. Panja menyepakati harga minyak pada kisaran ini mengingat adanya pertumbuhan permintaan minyak dunia yang cukup kuat. Antara lain dari Amerika Serikat dan Cina. "Sementara ketergantungan pasokan minyak dunia terhadap OPEC relatif tinggi, karena negara non OPEC belum mampu mengakomodir tingkat permintaan minyak dunia," kata Syarief. Panja juga menyepakati produksi minyak mentah (lifting) dalam perhitungan RAPBN 2006 pada kisaran 1,075 juta sampai 1,125 juta barrel per hari. Proyeksi ini merupakan proyeksi yang optimis mengingat eksplorasi minyak di Blok Cepu baru memberikan hasil tiga tahun kemudian, yakni pada tahun 2008. Hasil dari pembahasan ini akan dijadikan bahan acuan bagi pemerintah dalam menyusun nota keuangan RAPBN 2006 yang akan disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR Agustus mendatang. (*) JAKARTA, investorindonesia.com |