Kunjungan Dirjen Minerba ke Proyek Smelter Nikel PT Cahaya Modern Metal Industri


SERANG (08/01) - Mengawali Tahun 2020, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono bersama rombongan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mengunjungi proyek smelter mineral logam nikel yang dimiliki oleh PT Cahaya Modern Metal Industri. Kunjuggan ini memenuhu undangan PT Cahaya Modern Metal Industri untuk meninjau mesin Rotary Kiln Eletctric Furnance (RKEF) yang baru didatangkan oleh PT Cahaya Modern Metal Industri.

Disambut langsung oleh Kandhaga Dharma Gatha selaku CEO dari PT Cahaya Modern Metal Industri, ketibaan Bambang dan Rombongan langsung diajak untuk melihat konstruksi bangunan serta blue print dari proyek smelter nikel tersebut. Terletak di Kawasan Industri Modern Cikande, proyek smelter nikel tersebut terbagi dalam dua tahap proyek. Tahap pertama sebesar 18 MW diproyeksikan untuk pemakaian nikel ore sebesar 400.000 ton per tahun. Proyek tahap satu tersebut diproyeksikan beroperasi pada Bulan Juni 2020 dengan kapasitas output rpduksi NPI sebesar 34.500 ton per tahun dengan rata-rata Ni Content sebesar 11.5%. Sedangkan untuk tahap kedua pemakaian nikel ore sebesar 800.000 ton per tahun dengan kapasitas output produksi NPI sebesar 63.500 ton per tahun dengan rata-rata Ni Content sebesar 11.5%.

Bambang cukup senang dengan proyek smelter nikel yang dikerjakan oleh PT Cahaya Modern Metal Industri. Disebutkan bahwa proyek tersebut dapat menjadi proyek percontohan dikarenakan tidak sedikit proyek smelter nikel yang sedang dibangun sampai saat ini belum terselesaikan. Harapannya adalah para pelaku usaha yang sedang membangun proyek smelter nikel di Indonesia dapat mencontoh PT Cahaya Modern Metal Industri. "Saya yakin proyek ini akan jadi, saya yakin itu," tutup Bambang.

Sebagai informasi, proyek smelter nikel tersebut mulai dibangun pada kwartal IV Tahun 2018, dengan groundbreaking dilaksanakan pada 11 April 2019. Progres pembangunan smelter nikel hingga Bulan Desember 2019 sudah mencapai lebih dari 80% dan diharapkan sudah beroperasi pada Bulan Juni 2020. Selepas rampungnya proyek smelter nikel tahap pertama akan langsung dilaskanakan proyek tahap kedua.

sumber: MAP-HumasMinerba